Wednesday, November 16, 2016

PENTINGKAH "AKREDITASI" DI DUNIA KERJA?

BlogMFE-Pentingkah "Akreditasi" di Dunia Kerja?-Memasuki semester akhir kelas XII, para siswa mulai mencari tahu bagaimana dunia perkuliahan itu. Banyak hal yang dicari mulai dari info jurusan, info perguruan tinggi, dan yang tak ketinggalan ialah Akreditasi jurusan dan perguruan tinggi.


Sebenarnya permasalahan akreditasi merupakan masalah klasik bagi calon mahasiswa dalam mempertimbangkan jurusan yang akan mereka ambil. Masalah akreditasi ini menjadi sangat penting ketika ada "gosip" bahwa perusahaan harus mensayatkan akreidtas tertentu dan otomatis menolak dari lulusan dari jurusan atau perguruan tinggi yang memiliki akreditasi kurang, benarkah itu?

Sebelum membahas mengenai "gosip" tersebut, ada baiknya kita tahu apa sih akreditasi di perguruan tinggi.


APA ITU AKREDITASI?

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akreditasi merupakan pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu.

KRITERIA PENILAIAN AKREDITASI?

Nah, siapakah yang berwenang melakukan pengakuan tersebut? Ya.. tentu BAN-PT atau Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Pengakuan ini meliputi 15 komponen penilaian, yakni:
  1. Kepemimpinan Perguruan Tinggi (Rektor, Ketua, Purek I-IV, Waket I-IV)
  2. Kemahasiswaan
  3. SDM Perguruan Tinggi
  4. Kurikulum yang diterapkan
  5. Pendanaan Perguruan Tinggi
  6. Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi
  7. Tata Pamong
  8. Sistem Pengelolaan
  9. Sistem Pembelajaran
  10. Suasana Akademik
  11. Sistem Informasi Akademik
  12. SPMI 
  13. Output lulusan atau Alumni Perguruan Tinggi
  14. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
  15. Program Studi

AKREDITASI KAMPUS VS AKREDITASI JURUSAN

Oya disini kita harus membedakan pula antara Akreditasi Perguruan Tinggi dan Akreditasi Jurusan. Untuk Akreditasi Perguruan Tinggi akan menyeluruh dari ke-15 poin diatas, namun untuk Akreditasi Jurusan penilaiannya hanya beberapa poinnya saja.

APAKAH AKREDITASI BERLAKU SELAMANYA?

Pertanyaan ini mungkin membuat kita resah ya? Jawabannya TIDAK!! Mengapa? Karena akreditasi terus mengalami perubahan yakni 2 sampai 4 tahun, jadi jangan khawatir jika saat ini akreditasi jurusanmu kecil, mungkin 2 tahun lagi atau ketika pada saat mau lulus akreditasi akan berubah.

TINGKATAN AKREDITASI?

Pada perguruan tinggi baru pada umumnya belum memiliki akreditasi, namun hanya mengantongi izin oeprasional baik jurusan maupun perguruan tinggi. Namun seiring berjalannya, waktu akreditasi kemudian terus mengalami peningkatan, yakni:
  1. Izin operasional meningkat menjadi Akreditasi C (kurang dari 4 tahun)
  2. Akreditasi C menjadi Akreditasi B (2-4 tahun)
  3. Akreditas B ke Akreditasi A
Namun untuk mencapai akreditas A, prosesnya tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan menyangkut penilaian yang lebih kompleks lagi. Oleh sebab itu, hanya ada beberapa perguruan tinggi saja yang memiliki akreditasi A. Salah satu syaratnya ialah mayoritas jurusannya harus memiliki akreditasi A.

APA YANG MENYEBABKAN AKREDITASI MASIH KECIL?

Ada beberapa yang menyebabkan akreditas masih saja kecil walaupun sudah re-akreditasi, yakni:
  1. Prodi masih baru dibuka
  2. Skor Penilaian akreditasi masih kurang mencapai syarat minimum akreditasi
  3. Sistem manajemen Perguruan Tinggi kurang berjalan baik

APAKAH AKREDITASI TERTULIS DI IJAZAH?

Di ijazah perguruan tinggi manapun, akreditasi tidak tertulis didalamnya. Apa sih isi ijazah pada umumnya:
  1. Nama Mahasiswa
  2. Nomor Induk Mahasiswa (NIM) / Nomor Induk Registrasi Mahasiswa (NIRM)
  3. Program Pendidikan (D3/S1/S2/S3)
  4. Program Studi
  5. Tanggal Kelulusan
  6. Status Jurusan (Terakreditasi)
  7. Nomor Status Jurusan
Keterangan Akreditasi akan tertulis di sertifikat akreditasi tersendiri dan tidak ada di dalam ijazah.


TERUS GIMANA?

Balik lagi ke permasalahan kita mengenai Apakah akreditasi dapat berpengaruh terhadap dunia kerja? Jawabannya tidak selalu sob!!

Jika kamu ingin melamar sebagai CPNS atau bekerja di perusahaan BUMN memang akreditasi sangat berpengaruh (setidaknya harus minimal akreditasi B). Sekarang bagaimana jika di perusahaan umumnya?

Ada beberapa perusahaan yang mencari calon karyawannya dari kampus terkemuka (reputable university), akan tetapi itu hanya beberapa saja dan mungkin hanya sekitar 10% saja, lalu sisanya?

Ya.. Sisanya tidak terlalu mempermasalahkan latar belakang akreditasi dan bagaimana kampusnya. Yang terpenting bagaimana calon karyawannya lulus strata tertentu dengan IPK yang sangat memuaskan (minimal IPK 3,00 atau 3,25).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REKRUITMENT?

Sekarang faktor apa sih yang berpengaruh didalam persyaratan rekuritmen calon karyawan di perusahaan? Tidak lain seperti:
  1. Pengalaman kerja calon karyawan dibuktikan dengan parklaring atau surat pengalaman kerja
  2. Bagi yang masih fresh graduate, akan banyak dilihat bagaimana keaktifan organiasi pada saat di dunia perkuliahan
  3. Skill atau kemampuan calon karyawannya dibuktikan dengan sertifikat dari workshop atau pelatihan selama perkuliahan
  4. IPK calon karyawan minimal
  5. Kemampuan membangun link atau jaringan calon karyawannya
  6. Tes Psikologi yang relevan dengan posisi
  7. Kebutuhan posisi yang dibutuhkan di perusahaan

APAKAH AKREDITASI C AKAN SULIT MENCARI KERJA?

Tidak juga!! Sebagai contoh pada D3 Radiologi dan Rekam Medis, walaupun pada jurusan ini masih memiliki akreditasi C, akan tetapi banyak pula yang diterima di rumah sakit. Faktor apa yang paling berpengaruh? Ya Kebutuhan posisi tenaga radiologi pun lagi banyak dibutuhkan, jadi tak pandang bagaimana akreditasinya.

Contoh lain pada rumpun Fakultas Ekonomi, lulusan S1 Akuntansi akan banyak dipertimbangkan untuk mengisi Finance Department dibandingkan lulusan D3 Akuntansi. Walaupun akreditasi S1 ini pun masih C dan D3 ini sudah B.

Contoh diatas merupakan contoh nyata di dunia kerja yang pernah Admin dengar dan lihat.


KESIMPULANNYA?

Jadi pada intinya, akreditasi bukanlah batu sandungan bagi kamu dalam memilih jurusan. Sebelum mempertimbangkan jurusan lihat dulu bagaimana kebutuhan kerjanya dan bagaimana reputasi perguruan tinggi tersebut (apakah pernah mengalami banned oleh Kemeristek Dikti), status perguruan tinggi tersebut (sehat atau tidak sehat)

Buat kamu yang terlanjur masuk di jurusan yang memiliki akreditasi kecil, jangan khawatir, akreditasi jurusanmu nanti akan berubah. 

Friday, June 17, 2016

KENAPA SETIAP PUASA DAN LEBARAN HARGA KOMODITAS PANGAN NAIK?

BlogMFE-KENAPA SETIAP PUASA DAN LEBARAN HARGA KOMODITAS PANGAN NAIK?-Memasuki bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri pasti selalu ditandai dengan adanya kenaikan berbagai komoditas pangan. Hal ini seakan menjadi 'tradisi lama' dimana pada setiap kedua momen ini selalu ada kenaikan. 

Tingkat kenaikan komoditas ini dapat berkisar kurang lebih 20%, bahkan pada tahun 2015 yang lalu kenaikan dapat terjadi hingga 40%. Hal ini tentu dapat menjadi problem tersendiri di masyarakat. Terkadang masyakarat terbiasa akan kenaikan menjelang Ramadhan dan Lebaran, tapi disisi lain pula perilaku 'kepanikan' konsumen akan kenaikan komoditas pun relatif sama setiap tahunnya.

Perilaku yang secara umum dapat dilihat di pasar ialah bagaimana konsumen mulai membeli komoditas dalam jumlah yang besar. Alasan secara umumnya ialah bagaimana bisa menstok jumlah "persediaan kebutuhan" di rumah tangga masing-masing. Tentu hal ini secara tak langsung berpengaruh pada kenaikan harga komoditas.
 
Sumber:
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/Koz/nz/15

Dari sini faktor apa saja yang dapat menyebabkan kenaikan komoditas? Berikut ini uraian khas Mahasiswa Fakultas Ekonomi (MFE):

PERMINTAAN KONSUMEN SELALU NAIK PADA SAAT PUASA DAN LEBARAN

Permintaan pasar yang tinggi terhadap komoditas pangan membuat harga komoditas pun ikut berpengaruh. Tingginya animo masyarakat dalam menyambut Bulan Ramadhan dan Lebaran membuat stok komoditas di berbagai pasar pun menjadi lebih menipis, akhirnya harga komoditas pun ikut merangkak naik. Untuk itulah sebelum datangnya momen Ramadhan dan Lebaran, pemerintah pun berupaya untuk menjaga stok komoditas agar tetap aman. 
Selain hal diatas, permintaan yang sangat besar dari berbagai wilayah mendorong produsen pun mengalami penurunan kemampuan untuk melayani pemesanan, sehingga produsen pun hanya mampu melayani sebagian dari permintaan saja.

DISTRIBUSI KOMODITAS DARI WILAYAH ASAL

Distribusi komoditas juga ikut berpegaruh terhadap melambungnya harga komoditas pangan, hal ini dapat dilihat dari pengiriman komoditas yang berasal dari suatu wilayah akan didistribusikan ke berbagai wilayah lainnya. 

Seperti contoh pada distribusi daging sapi yang banyak disuplai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali, terkadang mengalami kendala pengiriman karena berbagai aspek, seperti keadaan alam, trasnportasi, dan lain sebagainya. Hal ini tentu dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas.


RANTAI PASOKKAN YANG PANJANG

Rantai Pasokkan (supply chain) sangat berpengaruh terhadap distribusi komoditas, hal ini bisa dilihat dari bagaimana perjalanan komoditas dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen.

Terkadang rantai pasokkan ini menjadi lebih panjang karena banyak terlibat dalam hal ditribusi produk, hal ini tentu secara tak langsung dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas secara signifikan.

PERMAINAN KARTEL KOMODITAS

Tak bisa dipungkiri dalam hal ditribusi dan rantai pasokkan terdapat sejumlah oknum yang memainkan dan berusaha mengendalikan harga komoditas, yakni dengan cara menimbun sehingga terjadi kelangkaan (scarcity) komoditas di pasar.

Penimbunan komoditas pangan ini dimaksudkan untuk mengeruk keuntungan dari selisih harga beli ketika komoditas melimpah dengan harga jual ketika sudah terjadi kelangkaan. Hal ini sering terjadi menjelang momen hari raya.

PERILAKU BELI MASYARAKAT YANG TINGGI

Perilaku masyarakat yang sangat tinggi dalam menyambut Ramadhan dan Lebaran membuat harga pangan pun ikut berpengaruh. Perilaku masyarakat ini bisa berupa memborong komoditas pangan atau juga dari sektor industri pangan (mis: restoran, warung makan, atau pedagang makanan) yang mulai membuat stok persediaan bahan baku makanan.

Perilaku beli masyarakat ini bisa dilihat pada saat awal atau ketika menyambut Ramadhan, masyarakat banyak yang menghidangkan sajian yang istimewa berbeda dengan hari biasanya. Hal ini tentu bisa dipahami sebagai bahan motivasi dalam hal berpuasa, atau ketika pada saat lebaran, sajian yang dihidangkan pun lebih spesial dan 'tak boleh sama seperti hari biasa'. Sehingga, permintaan komoditas pangan utama seperti daging dan bahan pendukung lain pun menjadi melonjak tajam.


Itu tadi beberapa faktor umum yang dapat mempengaruhi kenaikan harga komoditas pangan. Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah pun berupaya dalam hal menstabilkan harga pangan, agar kenaikan komoditas ini tidak membebani masyarakat pada umumnya.

Untuk mencegah kenaikan yang lebih tajam, bukan hanya tigas dari Kementerian yang terkait dan Perum Bulog saja, namun juga semua pihak juga harus bisa membantu untuk menstabilkan harga komoditas ini khususnya menjelang momen Ramadhan dan Lebaran.

Salam Mahasiswa Fakultas Ekonomi (MFE)   


Keywords:
  1. Kenapa harga pangan naik sata puasa?
  2. Kenapa harga beras naik saat puasa?
  3. Kenapa harga daging sapi naik saat puasa?   
  4. Kenapa harga gula pasir naik saat puasa? 
  5. Kenapa harga bawang merah naik saat puasa? 
  6. Kenapa harga daging ayam naik saat puasa? 
  7. Kenapa harga susu naik saat puasa? 
  8. Kenapa harga sayur-mayur naik saat puasa?
  9. Kenapa harga buah-buahan naik saat puasa?  
  10. Kenapa harga makanan naik saat puasa? 
  11. Faktor kenaikan harga komoditas pangan
  12. Kajian Ekonomi Kenaikan Barang saat Puasa
  13. Problem kenaikan harga komoditas barang
  14. Sapi Import Australia apa menjamin ketersediaan daging sapi lokal?
  15. Kenaikan harga barang pangan 2016